Senin, 18 Agustus 2014

Angin
   Berhembus di penghujung dedaunan
menyejukkan hati setiap insan penikmatnya
mengalir tanpa hambatan walaupun adanya badai menghadang
   Hembusanmu mengubah debu…
Menjadi titisan indah pelangi, tiada miskin…
Membawa terang, menghapus hitam terkutuk…
   Angin akan tetap terjaga…
Dari tulisan relung kegelapan…
Selama tertiup bersama lentera cahaya…
Meski mereka menjadikanmu risalah hujan….

Daftar Negara Maju di Benua Afrika

Berdasarkan laporan terkini, tidak ada satupun negara maju di benua Afrika. Dahulu negara Libya merupakan negara maju namun setelah ada gejolak politik disana maka negara Libya tidak dimasukan lagi dalam daftar negara maju.

Daftar Negara Berkembang di Benua Afrika

Mesir
Alasan Mesir Termasuk Negara Berkembang :
-         Sektor ekonomi utama dari pertanian
-         Pertumbuhan penduduk 2,1% per tahun
-         Penduduk yang tinggal di kota 43%
-         Pendapatan perkapita (kecil) 3.560 US$


Minggu, 20 April 2014

Makalah Kebersihan Lingkungan Sekolah

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya kami telah dapat membuat makalah Kebersihan walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.



Penyusun,


                                                                                                       



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
C. Rumusan masalah ........................................................................... 2
BAB II KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A.    Lingkungan..................................................................................... 4
B.     Lingkungan Sekolah ...................................................................... 4
C.     Lingkungan Kelas........................................................................... 4
D.    Lingkungan Fisik Sekolah ............................................................. 5
E.     Lingkungan Mental dan Sosial....................................................... 5
BAB III PENUTUP
Penutup  ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk-pilek.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok), membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik semikonduktor yang bebas debu.
B.     Tujuan
Masalah kebersihan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat. Fakta ini terjadi khususnya di daerah bekas bencana alam di Aceh, Jawa Tengah dan Sumatra Utara.
Di samping akses air bersih yang kurang baik, kondisi kebersihan air dan lingkungan diperparah oleh kegagalan penyuluhan bagi masyarakat kelas bawah dan mereka yang tinggal di daerah kumuh untuk berperilaku bersih. Bahkan penyediaan air minum yang bersih pun belum secara serius dijadikan prioritas pembangunan di Indonesia terutama di daerah.
Menjaga kebersihan dapat ditempuh dangan cara: mencuci tangan, mencuci alat makan, mencuci kaki, dan membersihkan lingkungan tempat tinggal dari kotoran dan sampah. Dengan menjaga kebersihan, lingkungan kita akan menjadi lebih sehat dan kita akan lebih nyaman untuk berkarya.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu untuk bekerja sama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. Pemerintah sebagai aparat negara selama ini sudah berperan dalam menjaga kebersihan dengan diterbitkannya Perda-Perda kebersihan lingkungan, antara lain Perda DKI. Jakarta No.5 Tahun 1988. Selain itu, pemerintah pun sudah melakukan berbagai upaya dalam menjaga kebersihan melalui Dinas Kebersihannya walaupun dapat dinilai belum maksimal.
Jika pemerintah melaksanakan tugas dengan baik dalam menjaga kebersihan dan masyarakat ikut memelihara kebersihan lingkungannya, alangkah indahnya kondisi lingkungan tempat kita melaksanakan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kita harus memulai dari hal terkecil dan harus mulai dari lingkungan terdekat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
C.    Rumusan Masalah
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.
  Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.
Demi tercapainya lingkungan yang ASRI perlu diadakan tindakan-tindakan yang bersifat mencegah dan mengatasi masalah yang ada. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1.      Guru selalu memberi contoh  bila membuang sampah selalu di tempatnya.
2.      Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang membuang sampah sembarangan terutama pada saat siswa-siswi makan dan minum dalam kelas, bungkusnya ditaruh dalam glodok bangku.
3.      Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah sembarangan pada buku saku/ buku pelanggaran.
4.      Membuat tata tertib baru yng isinya tentang pemberian denda terhadap siswa sebesar Rp 2.000 setiap melanggar 1 tata tertib sekolah.

Dengan tindakan-tindakan ini maka kebersihan sekaligus kedisiplinan akan tercapai, terutama tindakan nomor 4 yang paling bagus, karena siswa mau melakukan pelanggaran ini tidak berani dan mau melakukan pelanggaran itu juga tidak berani, karena kalau melakukan pelanggaran tersebut akan didenda, pada akhirnya kebersihan dan kedisiplinan, kepatuhan siswa terhadap tata tertibpun akan terjaga, selain itu juga dapat mengharumkan nama baik sekolah, karena diakui oleh masyarakat sekitar sekolah bahwa anak disekolah kita disiplin-disiplin dan patuh terhadap peraturan.











BAB II
PEMBAHASAN


A.  Lingkungan Sekolah


Seringkali kita melihat murid-murid yang membuang sampah sembarangan. Beberapa kali bapak ibu guru menasehati kepada murid-murid agar membuang sampah pada tempatnya, akan tetapi apa kenyataannya? murid-murid tidak mematuhinya.
Tentu kita sebagai warga sekolah tidak mau melihat sampah berserakan dimana-mana. Sampah tadi juga dapat mencemari lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun diluar kelas selain itu juga dapat menjadikan suasana belajar kita tidak nyaman.
Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar kita, perlu sekali dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk menjaga kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut antara lain:

1.   Siswa diharapkan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya sendiri untuk menjaga kebersihan.
2.   Petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitar.
3.   Guru wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4.   Mencatat pada buku pelanggaran.
5.   Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang sampah sembarangan.
Dengan tindakan-tindakan tersebut  diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu dijaga.

            Kita tidak maukan sekolah kita menjadi kotor,kumuh dan penuh dengan sampah. Sampah-sampah tadi juga dapat mencemari lingkungan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, selain itu juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman akhirnya kita tidak konsentrasi dengan pelajaran yang diberikan bapak/ibu guru.

            Demi tercapainya lingkungan yang indah, sehat dan bersih kita sebaiknya melakukan tindakan yang berswifat mengatasi masalah tersebut, tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1.      melarang siswa membuang sampah sembarangan.
2.      guru selalu memberi contoh membuang sampah pada tempatnya
3.      guru wajib menasehati siswa yang membuang sampah sembarangan. 
4.       mencatat pada buku pelanggaran
5.      memberi sanksi tersendiri terhadap siswa yang membuang sampah sembarangan.
6.      petugas piket pada hari itu juga membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.

Dengan tindakan-tindakan tersebut  diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu dijaga.

       Sering kita melihat sampah berserakan di lingkungan sekolah. Padahal setiap kelas sudah disiapkan tempat sampah, apa kenyataannya? Masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan, oleh karena itu dapat menyebabkan lingkungan di sekitar kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan sampah.

          Tentu kita sebagai warga sekolah tidak mau hal demikian terjadi maka dari itu perlu sekali diadakan tindakan yang mengatasi masalah tersebut. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1.   Dimohon kesadaran dari siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2.   Mentaati peraturan sekolah agar sekolah kita bersih.
3.   Petugas piket harus membersihkan kelas dan lingkungan di luar kelas.
4.   Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang membuang sampah sembarangan.



B.  Bersih Pangkal Sehat
Dengan tindakan tersebut di harapkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan.     
          Di suatu lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalah tentang kebersihan. Hal ini disebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan.
Sekolah kita ini, seringklai bapak atau ibu guru memberi nasehat kepada kita untuk membuang sampah pada tempatnya. Tapi masih ada siswa-siswi yang bandel karena tidak membuang sampah pada tempatnya dan hal itu menyebabkan pencemaran lingkungan di sekolah kita.

Salah satu ciri untuk mengatasinya dengan tindakan sebagai berikut :
1.    Membuang sampah pada tempatnya.
2.    Memberi sanksi tersendiri kepada yang melanggar.
3.    Diadakannya lomba kebersihan untuk jum’at bersih.

Dengan demikian sekolah kita akan menjadi bersih dan indah jika di pandang, juga bermanfaat bagi kita dan orang lain.
Sebagai murid yang berbudi pekerti luhur kita harus sadar akan bahaya penyakit DBD/demam berdarah dan seharusnya kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Maka dari itu untuk mencapai lingkungan sekolah yang bersih adapun cara-caranya, yaitu sebagai berikut:
1.     Kita harus membuang sampah pada tempatnya
2.     Didakannya lomba kebersihan atau jum’at bersih.
3.    Guru wajib mengigatkan karena siswa menganggap kebersihan itu   
        sepele.
4.     Memberi sanksi/dicatat pada buku saku.

            Dengan uraian diatas semoga murid menyadari akan manfaat kebersihan. Kebersihan juga dapat meningkatkan konsentrasi belajar kita dan bila kita menjaga kebersihan insyaallah wabah penyakit demam berdarah tidak menyerang kita. Amin.

C.  Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah
Faktor kebersihan adalah salah satu factor yang memicu semangat belajar kita oleh karena itu kebersihan harus dijaga. Tapi apa kenyataannya? Lingkungan disekitar kita kumuh, kotor dan penuh dengan sampah, apa penyebabnya? Para siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
Demi tercapainya lingkungan yang bersih, rapi dan indah maka perlu dilakukan tindakan yang dapat menciptakan lingkungan yang ASRI. Adapun caranya yaitu :

1.     Membuang sampah pada tempatnya.
2.    Guru wajib mengingatkan murid kalau membuang sampah 
       sembarangan.
3.    Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang membuang sampah
        sembaranga.

Dengan uraian diatas sehendaknya kita sadar akan kebersiahan sekolah, karena kebersihan sekolah sebagai factor yang dapat mendorong konsentrasi belajar kita.

Kebersihan di lingkungan sekolah adalah salah satu factor yang mendorong kita untuk lebih semangat lagi dalam kegiatan belajar, oleh karena itu kebersihan harus di jaga, akan tetapi apa kenyataannya..??? lingkungan sekolah kotor, kumuh dan penuh dengan sampah.
Apa penyebab lingkungan menjadi lebih kotor, kumuh dan penuh dengan sampah..??? para siswa membuang sampah sembarangan, juga merobek-robek kertas didalam kelas, kalau makan jajan di tempat A,B, maupun C membuang bungkusnya di tempat tersebut dan selain itu para siswa terutama anak laki-laki kalau membuang air kecil tidak di siram.
Demi terciptanya lingkungan yang indah dan sehat adapun cara mengatasinya yaitu sebagai berikut:
1.     Membuang sampah pada tempatnya
2.     Mengadakan lomba kebersihan
3.     Memberi sanksi bagi siswa yang membuang sampah sembarangan.
4.     Menyiram air seni kalau setelah buang air kecil.




D.  Kerapihan
       Kita sering melihat siswa yang melanggar aturan-aturan sekolah seperti kerapian dalam memakai baju, baju dikeluarkan dan tidak memakai rompi. Pelanggaran tersebut adalah salah satu yang membuat siswa-siswa sekolah kita tidak tertib.
Pelanggaran tersebut sering kita lihat pada teman-teman kita yang nakal. Tentu kita tidak ingin pelanggaran tersebut terjadi. Anak yang suka melakukan pelanggaran tersebut adalah anak yang tidak suka kerapian. Agar tindakan pelanggaran diatas tidak terjadi maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:

1.    siswa harus memasukkan bajunya
2.    guru harus menegur dan menasehati siswa yang melakukan
        pelanggaran tersebut
3.    guru wajib mencatat pada buku pelanggaran.
4.    siswa harus memakai rompi pada jadwal yang telah ditentukan.











BAB III
PENUTUP
Lingkungan yang perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia. begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan. dampak negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada manusia seperti penyakit pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio, ascariasis dan lain- lain.
Dampak positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi untuk kebutuhan hidup. untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi terhadap lingkungan air, udara dan tanah, khususnya pengelolaan air minum dan air buangan secara terpadu.














DAFTAR PUSATAKA

http://www.google.co.id/search?q=kebersihan+lingkungan+di+sekolah&hl=id&client=firefox-a&hs=MNI&rls=org.mozilla:en-
http://smp3bojonegoro.com/artikel%20siswa/bayu%20dwi%20h..htm

Jumat, 14 Maret 2014

IPS ( Pennyimpangan sosial )

Tawuran


Tawuran merupakan salah satu penyimpangan sosial yang dilakukan oleh Remaja

Sebab Terjadinya Tawuran
Tawuran pelajar merupakan salah satu bentuk perilaku penyimpangan sosial kolektif remaja yang marak terjadi di daerah perkotaan. Penyebab tawuran kadang tidak jelas. Disinilah uniknya, sampai – sampai kelompok kerja ( pokja ) penanggulangan masalah tawuran ( 1999 ) tidak mampu memberi jawaban yang jelas mengenai apa penyebab tawuran. Mungkin dianggap telah menjadi tradisi. Kadang juga hanya sekedar untuk balas dendam atau pun unjuk kekuatan saja. Tak jarang pula melibatkan penggunaan senjata tajam atau bahkan senjata api ( bom molotov ) dan menimbulkan banyak korban berjatuhan. Aksi – aksi yang dilakukan para pelajar dalam tawuran semakin beringas saja. Selain itu, tawuran juga melahirkan dendam berkepanjangan bagi para pelaku yang terlibat di dalamnya dan sering berlanjut pada tahun – tahun berikutnya. Kiranya, tidaklah keliru bila kita berasumsi bahwa maraknya aksi tawuran pelajar merupakan sebuah gejala yang tak terpisahkan dari gejala krisis moral yang tengah melanda remaja kita secara umum.
Mengapa Kelompok Remaja Rentan dengan Tawuran ?
Masa remaja yang identik dengan pelajar adalah suatu masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dimana remaja merasa bukan kanak – kanak lagi, tetapi mereka belum mampu mengemban tugas sebagai orang dewasa. Karena itu, remaja berada di antara suasana ketergantungan ( dependency ) dan ketidaktergantungan ( interdependency ) sehingga tingkah lakunya cenderung labil serta tidak mampu menyesuaikan diri secara sempurna terhadap lingkungannya.
Masa ini dikenal sebagai masa manusia mencari jati diri. Pencarian tersebut direfleksikan melalui aktivitas berkelompok dan menonjolkan keegoannya. Yang dinamakan kelompok tidak hanya lima atau sepuluh orang saja. Satu sekolah pun bisa dinamakan kelompok. Kalau kelompok sudah terbentuk, akan timbul adanya semacam ikatan batin antara sesama kelompoknya untuk menjaga harga diri kelomponya. Maka tidak heran, apabila kelompoknya diremehkan, emosianal-lah yang akan mudah berbicara.
Pada fase ini, remaja termasuk kelompok yang rentan melakukan berbagai perilaku negatif secara kolektif ( group deviation ). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang sangat kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan atau teman. Kesatuan dan persatuan kelompok dapat memaksa seseorang untuk ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya. Disinilah letak bahayanya bagi perkembangan remaja yakni apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif.
Dampak Tawuran Pelajar
Pelajar merupakan aset yang sangat penting dalam kelanjutan kehidupan suatu suatu bangsa di masa akan datang. Fenomena maraknya tawuran pelajar tentunya sangat memprihatinkan kita. Betapa tidak, generasi yang menjadi tumpuan harapan untuk membawa bangsa kepada masa depan yang lebih baik, justru jauh dari harapan tersebut. Apabila permasalahan ini tidak tertanggulangi dengan baik maka dapat dipastikan akan membawa dampak buruk bagi masa depan bangsa nantinya. Para pakar sosial pun menyebutkan beberapa tanda dari perilaku yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa antara lain meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, pengaruh kelompok sebaya terhadap tindak kekerasan dan semakin kaburnya pedoman moral. Tentu saja hal ini harus membuat kita prihatin dan berupaya mencari solusi yang efektif.
Upaya Mengantisipasi Tawuran
Upaya antisipatif terhadap tawuran pelajar mutlak dilakukan. Upaya antisipasi adalah usaha – usaha sadar berupa sikap, perilaku atau tindakan seseorang melalui langkah – langkah tertentu untuk menghadapi peristiwa yang mungkin terjadi. Jadi, sebelum tawuran terjadi atau akan terjadi seseorang telah siap dengan berbagai “perisai” untuk menghadapinya. Solusi antisipatif sangat penting untuk dilakukan dibandingkan hanya sekedar melakukan solusi – solusi yang sifatnya reaktif.
Secara umum, menurut Arief Herdiyanto, upaya mengantisipasi penyimpangan sosial, termasuk tawuran pelajar, dapat dilakukan melalui tiga langkah sebagai berikut. Pertama; Penanaman nilai dan norma yang kuat pada setiap individu. Apabila hal ini berhasil dilakukan pada seseorang individu secara ideal, niscaya tindak penyimpangan tidak akan dilakukan oleh individu tersebut.
Kedua; Pelaksanaan peraturan yang konsisten. Pada hakikatnya segala bentuk peraturan yang dikeluarkan adalah usaha mencegah adanya tindak penyimpangan. Namun, apabila peraturan – peraturan yang dikeluarkan tidak konsisten justru akan menimbulkan tindak penyimpangan.
Ketiga; Menciptakan kepribadian yang kuat dan teguh. Menurut Theodore M. Newcomb, kepribadian adalah kebiasaan, sikap-sikap dan lain-lain, sifat yang khas yang dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Seseorang disebut berkepribadian apabila seseorang tersebut siap memberi jawaban positif dan tanggapan positif atas suatu keadaan. Apabila seseorang berkepribadian teguh ia akan mempunyai sikap yang melatarbelakangi tindakannya. Dengan demikian ia akan mempunyai pola pikir, pola perilaku dan pola interaksi yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya.
Idealnya ketiga langkah antisipatif tersebut di atas mestinya teraplikasikan pada seluruh lingkungan kehidupan dan pranata sosial. Paling tidak, teraplikasikan pada tiga institusi utama, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Tetapi, kadang disinilah letak persoalannya, yaitu manakala lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat cenderung tidak optimal dalam proses pembinaan kepribadian remaja kita.
Di sisi lain , walaupun sebenarnya telah begitu banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai kalangan, baik dari kalangan pendidikan, kalangan pelajar, organisasi masyarakat, maupun LSM untuk menanggulangi masalah tawuran ini secara formal. Namun, upaya – upaya tersebut nampaknya belum membawa hasil yang besar, baik dilihat dari perubahan frekuensi tawuran maupun dari akar masalahnya secara umum, yakni menyelesaikan krisis moral yang tengah melanda para remaja. Boleh jadi karena mereka belum menemukan metode pembinaan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kepribadian remaja. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode baru dalam hal pembinaan moral remaja di Indonesia.
Persoalannya sekarang, siapakah yang harus memikul amanah tanggung jawab pembinaan kepribadian remaja tersebut. Bisakah diserahkan sepenuhnya kepada lingkungan rumah atau pihak sekolah saja. Mungkin saja bisa, akan tetapi melihat kondisi umum remaja saat ini, nampaknya kita tidak dapat menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab tersebut hanya pada pihak – pihak tertentu saja. Tentunya kita tidak dapat menyalahkan siapa – siapa. Setiap kita haruslah punya kepedulian dan mampu memberi kontribusi, sekecil apa pun itu, sesuai dengan kewenangan dan kesanggupan masing – masing.
Mentoring Agama Islam sebagai Solusi
Mentoring agama Islam atau juga dikenal juga dengan Dakwah Sistem Langsung adalah merupakan sebuah metode pembinaan keislaman pada remaja dengan pendekatan teman sebaya dalam bentuk kelompok yang terdiri dari sepuluh sampai lima belas orang siswa. Kegiatan mentoring agama Islam sangat cocok diterapkan pada kalangan remaja. Penelitian Malik (2002) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya tawuran pelajar adalah krisis moral yang tengah melanda remaja. Padahal moral aadalah modal yang paling penting sebagai tameng bagi seseorang untuk menjalani kehidupannya. Sehingga, pencegahan tawuran dapat dilakukan secara efektif dengan memberikan pendidikan moral kepada pelajar melalui pembinaan agama melalui metode yang tepat.
Mengapa kita mengarahkan solusi kepada perbaikan moral ? karena hanya dengan moral yang baik, seseorang tetap akan berperilaku baik secara konsisten, meskipun tanpa kehadiran pengawas, guru atau orang lain di sekitarnya. Maka dengan pendidikan moral secara intensif merupakan suatu upaya yang efektif untuk mendidik para pelajar secara sadar dan konsisten mau menghindari tawuran.
Hal lain mengapa mentoring cocok diterapakan di kalangan pelajar adalah pada aspek pendekatan yang digunakan sangat memperhatikan karakter remaja, yakni dengan pola teman sebaya dalam pembinaannya. Hubungan mentor dengan peserta mentoring layaknya teman sebaya ( friendly ) membuat mentor dapat berhubungan dengan intensif dan melakukan cara – cara informal untuk mengatasi tindakan meyimpang dari peserta mentoring. Selanjutnya apabila telah terbentuk ikatan emosional yang kuat antara mentor-peserta mentoring dan sesama peserta mentoring maka akan terbentuk kelompok sebaya bernuansa religius yang kokoh. Dengan memahami kecendrungan remaja untuk lebih dekat dengan kelompok sebaya dibandingkan dengan lingkungan sosial lainnya, maka perbaikan moral dan pembentukan perilaku remaja dapat dilakukan secara efektif melalui kelompok mentoring yang religius ini.

Semoga bermanfaat
Mohon Komentarnya